Rabu, 02 April 2014

BANJIR MENYERANG IBU KOTA JAKARTA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG

Banjir merupakan suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan pertumbuhan penduduk masyarakat desa. Persoalan banjir seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim penghujan tiba seperti halnya banjir besar yang baru-baru ini terjadi di ibu kota Jakarta.
Banjir tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat dalam beraktivitas, merusak badan-badan jalan dan prasarana lainnya akibat sering tergenang air, lebih jauh dapat menimbulkan kerugian materil bahkan korban jiwa apabila bencana banjir besar terjadi.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan banjir perkotaan ini, hal ini berbanding lurus dengan dana yang telah terkuras untuk masalah banjir ini, namun tetap saja belum berhasil mengatasi ancaman banjir tersebut.
Hal ini akan semakin sulit diatasi dengan melihat kondisi buruknya infrastruktur penanganan banjir yang telah dibangun oleh pemerintah seperti misalnya saluran drainase, sehingga pembangunan demi pembangunan yang dilakukan dengan alasan penanganan banjir hanya menjadi rutinitas tanpa solusi.

1.2            RUMUSAN MASALAH
1.                  Apakah penyebab banjir ?
2.                  Berapah ketinggian air yang menenggelamkan pemukiman kota Jakarta ?
3.                  Apakah dampak dari banjir ?
4.                  Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
1.3      PEMBATASAN MASALAH
Dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penyusun akan membahas tentang masalah banjir dan cara penanggulangannya.
1.4      METODE PENELITIAN
Metode  penelitian ini berbentuk observasi pada 17 februari 2014 pukul 16.15 jakarta.
1.5               STUDI REFERENSI
Penyusun memperbanyak wawasan dengan informasi-informasi dari berita televise, internet, radio dan sumber tertulis. Seperti : buku sumber, buku sumber yang berhubungan dengan topik.
1.6      TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.        Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai banjir, faktor penyebab, serta cara penanggulangan                banjir kepada seluruh masyarakat.
2.         Memberi masukan tindakan apa saja dan bagaimana tujuan dari penanggulangan banjir yang dialami              oleh masyarakat.
3.          Menginformasikan masyarakat slalu menjaga sungai agar tetap bersih, tidak membuang sampah di
        sungai.
4.          Membiasakan masyarakat untuk disiplin dalam menjaga lingkungan.

1.7            MANFAAT PENULISAN MAKALAH

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1.          Pembaca dapat memahami sebab dan akibat banjir sehingga dapat tergerak menindaklanjuti
        penanggulangannya untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi.
2.         Untuk mengetahui keadaan masyarakat dalam masalah banjir.
3.         Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya banjir.
4.         Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, bahwa banjir di sebabkan oleh ulah manusia itu                 sendiri. 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1      PENGERTIAN BANJIR
Banjir merupakan aliran air yang relatif tinggi dan tidak bisa tertampung oleh sungai. Banjir menggenangi suatu daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat banyak. Bahkan suatu daerah dapat menghilang akibat terjadi banjir sebagai kota daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang pemukiman warga kota Jakarta. Kini kota Jakarta lebih terkenal dengan kota banjir.
Ketinggian air mencapai 2-3 meter. Jika hujan semakin tinggi maka air pun akan semakin bertambah. Rumah warga pun tidak dapat digunakan seperti biasanya, sebab air melebihi batas normal. Akhirnya masyarakat pun tidak bisa menggunakan rumahnya masing-masing dan mencari tempat tinggal yang aman, jauh dari bencana banjir.
Banjir di daerah perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
banjir pada lahan alamiah, penuh dengan tumbuhan. Pada kondisi di alam, air hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai keadaan tanah yang ada ke arah yang lebih rendah. Untuk daerah perkotaan pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai. Keadaan
lahan yang terdapat di daerah perkotaan direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada kalanya, kapasitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menampung air hujan yang terjadi, sehingga mengakibatkan terjadinya banjir..
Terjadinya banjir dibeberapa titik menjadi suatu permasalahan salah satunya
di Kota Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Drainase yang tidak berfungsi
optimal serta terjadinya penyempitan pada badan sungai menjadi salah satu
penyebabnya adalah kondisi drainase (sungai/saluran) yang meliputi sedimentasi, kondisi yang kurang baik (rusak), dimensi yang tidak cukup dan hambatan aliran akibat
bangunan lain. Oleh karena itu pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase sangat
diperlukan agar fungsi dari pada drainase menjadi efektif.
  
          2.2     DAMPAK BANJIR
             Dampak yang ditimbulkan oleh banjir yaitu diantaranya :
1.              Banjir dapat memutuskan jalur transportasi
Dampak paling umum dari banjir adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air di jalan yang cukup tinggi, motor, mobis, sepeda, taksi, bajai, container, bahkan kereta api pun tidak bisa melewati jalan tersebut.

2.              Banjir merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda bahkan jiwa manusia.
Kerugian yang disebabkan oleh banjir diantaranya adalah kerusakan bangunan, mesin, sertifikat rumah dan tanah, alat rumah tangga, rumah, gedung, bahkan sampai ke jiwa manusia.

3.              Banjir dapat memadamkan listrik
Listrik sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena tingginya air, listrik harus di padamkan. Betapa terbatasnya aktivitas keseharian masyarakat Jakarta bila aliran listrik dipadamkan.
4.              Banjir mengganggu aktivitas sehari-hari
Dengan adanya banjir, otomatis akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekolah terganggu, pekerjaan terganggu, istirahatpun terganggu. Karena banjir semua aktivitas terganggu bahkan harus berhenti sementara waktu sebelum banjir surut.

5.              Banjir dapat mengganggu bahkan merusak perekonomian masyarakat Jakarta.
Perekonomian terganggu karena banjir merendam sawah sehingga panen terganggu. Karena transportasi terputus, bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk, mengakibatkan membutuhkan biaya tambahan Karena harus mencari jalan alternative, walaupun lebih jauh produksi pabrik dihentikan sementara karena mesin produksi terendam air dan harus dipadamkan ,sehingga mesin produksi tidak dapat di jalankan, dan masih banyak lagi gangguan bajir terhadap perekonomian masyarakat.

6.      Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir

Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali mencemari lingkungan. Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

7.       Mematikan Usaha

Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.
Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.


8.      Kerugian Administratif
Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material.  Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya. Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.
Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting  ke tempat yang lebih tinggi. Membuatbangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu.
2.3     CARA PENANGGULANGAN BANJIR

Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir:

1.                  Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

2.                     Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian. Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya, pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama (untuk menetap).
Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba

3.                     Dilarang merusak tanaman di daerah resapan air maupun daerah lainnya.
4.                     Menjaga aliran air tetap baik, jangan sampai meluap melewati batas, karena dapat menyebabkan air mengalir ke rumah warga.
5.                     Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, harus menjaga saluran drainase agar tetap baik dan tidak tersumbat, berfungsi untuk menyalurkan air hujan ke sungai-sungai yang lebih besar dan kuat.
6.                     Dilarang membuang sampah di aliran sungai, karena dapat menyebabkan sungai tersumbat.

Kerjasama seluruh masyarakat kota Jakarta sangat diperlukan dalam mengatasi banjir, serta pemerintah dalam membangun lokasi yang membutuhkan perbaikan sungai yang kurang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1     KESIMPULAN
1. Beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya lebih disebabkan oleh kegiatan manusia, antara lain:

• Pembangunan perumahan dan komersil di sekitar bantaran sungai menyebabkan aliran sungai dan kanal terhambat misalnya oleh bangunan-bangunan seperti jembatan atau pipa;
• Cara pengangkutan dan pengelolaan sampah yang kurang tepat, dan kebiasaan orang membuang sampah sembarangan menyebabkan penimbunan sampah di sungai-sungai;
• Tidak tertatanya saluran drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan mengalirkannya keluar daerah hunian;
• Kurangnya lahan hijau untuk menyerap air hujan dan penebangan hutan di Bogor dan Puncak yang merusak daerah tangkapan hujan.

2. Apabila banjir terjadi, maka dampak yang timbul akibat banjir yaitu:
• Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir.
• Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
• Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain).
• Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir. 

3. Tindakan cepat dan terkoordinasi (yang telah direncanakan secara berhati-hati sebelumnya) ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang masyarakat dan lingkungan adalah hal terpenting dalam mengurangi dampak banjir pada masyarakat, harta benda dan lingkungan. 

4. Penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir


 3.2     SARAN
Berdasarkan temuan lapangan di wilayah banjir oleh BAPPENAS menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat lebih didorong oleh semangat kesetiakawanan dalam bermasyarakat, bukan merupakan resultant upaya pemerintah untuk menggalangnya. Mencermati partisipasi masyarakat pada tahap siklus banjir, ternyata tidak dapat disamaratakan. Pada tahap tertentu partisipasinya sangat besar dan begitu dominan. Sementara pada tahap lain sulit ditemukan, bahkan tidak ada. Perlu dianalisis lebih jauh untuk menemukenali jenis dan tingkat partisipasi masyarakat pada kelompok-kelompok kegiatan penanggulangan banjir.

Dari kejadian banjir dapat diambil pelajaran antara lain :

PELAJARAN PERTAMA – KESIAPAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH. Masyarakat, Pemerintah Daerah dan Pemerintahan Pusat hanya terfokus dalam kesiapan terhadap banjir rutin tetapi tidak untuk banjir yang berpotensi besar.

PELAJARAN KEDUA – KOORDINASI. Musibah banjir yang lalu memberi pelajaran kepada kita bahwa koordinasi bukan sesuatu yang mudah. Koordinasi tidak dapat diciptakan secara tiba-tiba atau instan seperti kita membuat supermi. Koordinasi rupanya sangat dipengaruhi oleh kedekatan kita satu sama lain. Kedekatan itu tentu saja harus dibina dalam keseharian kita – dalam kehidupan kita selagi tidak ada musibah!

PELAJARAN KETIGA – HUBUNGAN ANTAR-MASYARAKAT. Terjadinya hubungan yang tidak saling mengenal antara masyarakat, pemerintah maupun swasta. Beberapa bahkan saling curiga. Hal ini tentu tidak akan terjadi apabila kita telah membina hubungan di antara kita – dalam keseharian kita. Hubungan pribadi yang akrab, yang tulus, yang tidak dicemari rasa curiga, akan membawa kita kepada kesatuan geraklangkah. Itu tentu akan memuluskan koordinasi dalam segala upaya kerjasama kita.


PELAJARAN KEEMPAT – SUMBER DAYA. Ini memang sangat berkait dengan kesiapan kita. Karena kita mengira bahwa banjir yang akan muncul adalah “banjir biasa”, maka persiapan sumber daya kita terkesan kurang (walaupun kita merasa sudah benar-benar siap). Perlu kerjasama sejumlah sarana kesehatan di wilayah yang tidak terkena banjir dengan wilayah bencana. Tenaga kesehatan yang dapat bergerak cepat ternyata menjadi sangat penting. Dalam hal ini keberadaan Brigade Siaga Bencana sungguh sangat membantu. Pada saat banjir melanda, sarana penjernih air yang praktis seperti PAC dan Aquatab sungguh sangat membantu.