BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Banjir merupakan
suatu masalah yang rentan mengancam bagi kota-kota besar di Indonesia yang
memiliki laju pertumbuhan penduduk yang jauh lebih pesat dibandingkan
pertumbuhan penduduk masyarakat desa. Persoalan banjir seolah sudah menjadi
tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim penghujan tiba seperti
halnya banjir besar yang baru-baru ini terjadi di ibu kota Jakarta.
Banjir tentu
saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat dalam beraktivitas, merusak
badan-badan jalan dan prasarana lainnya akibat sering tergenang air, lebih jauh
dapat menimbulkan kerugian materil bahkan korban jiwa apabila bencana banjir
besar terjadi.
Berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan banjir perkotaan
ini, hal ini berbanding lurus dengan dana yang telah terkuras untuk masalah
banjir ini, namun tetap saja belum berhasil mengatasi ancaman banjir tersebut.
Hal ini akan
semakin sulit diatasi dengan melihat kondisi buruknya infrastruktur penanganan
banjir yang telah dibangun oleh pemerintah seperti misalnya saluran drainase,
sehingga pembangunan demi pembangunan yang dilakukan dengan alasan penanganan
banjir hanya menjadi rutinitas tanpa solusi.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah penyebab banjir ?
2.
Berapah ketinggian air yang menenggelamkan pemukiman
kota Jakarta ?
3.
Apakah dampak dari banjir ?
4.
Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Penyusun akan membahas tentang masalah banjir dan
cara penanggulangannya.
1.4 METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berbentuk observasi pada 17
februari 2014 pukul 16.15 jakarta.
1.5
STUDI
REFERENSI
Penyusun memperbanyak wawasan dengan
informasi-informasi dari berita televise, internet, radio dan sumber tertulis. Seperti
: buku sumber, buku sumber yang berhubungan dengan topik.
1.6 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1.6 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai banjir, faktor penyebab, serta cara penanggulangan banjir kepada seluruh masyarakat.
2. Memberi masukan tindakan apa saja dan bagaimana tujuan dari penanggulangan banjir yang dialami oleh masyarakat.
3. Menginformasikan masyarakat slalu menjaga sungai agar tetap bersih, tidak membuang sampah di
sungai.
4. Membiasakan masyarakat untuk disiplin dalam menjaga lingkungan.
1. Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai banjir, faktor penyebab, serta cara penanggulangan banjir kepada seluruh masyarakat.
2. Memberi masukan tindakan apa saja dan bagaimana tujuan dari penanggulangan banjir yang dialami oleh masyarakat.
3. Menginformasikan masyarakat slalu menjaga sungai agar tetap bersih, tidak membuang sampah di
sungai.
4. Membiasakan masyarakat untuk disiplin dalam menjaga lingkungan.
1.7 MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat memahami sebab dan akibat banjir
sehingga dapat tergerak menindaklanjuti
penanggulangannya untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi.
2. Untuk mengetahui keadaan masyarakat dalam masalah banjir.
3. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya banjir.
4. Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, bahwa banjir di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
penanggulangannya untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi.
2. Untuk mengetahui keadaan masyarakat dalam masalah banjir.
3. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya banjir.
4. Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, bahwa banjir di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
BANJIR
Banjir
merupakan aliran air yang relatif tinggi dan tidak bisa tertampung oleh sungai.
Banjir menggenangi suatu daerah, baik volume air yang sedikit maupun sangat
banyak. Bahkan suatu daerah dapat menghilang akibat terjadi banjir sebagai kota daratan rendah,
Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang
pemukiman warga kota Jakarta. Kini kota Jakarta lebih terkenal dengan kota
banjir.
Ketinggian
air mencapai 2-3 meter. Jika hujan semakin tinggi maka air pun akan semakin
bertambah. Rumah warga pun tidak dapat digunakan seperti biasanya, sebab air
melebihi batas normal. Akhirnya masyarakat pun tidak bisa menggunakan rumahnya
masing-masing dan mencari tempat tinggal yang aman, jauh dari bencana banjir.
Banjir di daerah perkotaan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan
banjir pada lahan alamiah, penuh dengan
tumbuhan. Pada kondisi di alam, air hujan yang turun ke tanah akan mengalir
sesuai keadaan tanah yang ada ke arah yang lebih rendah. Untuk daerah perkotaan
pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran
buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai. Keadaan
lahan yang terdapat di daerah perkotaan
direncanakan agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan
tadi. Ada kalanya, kapasitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menampung
air hujan yang terjadi, sehingga mengakibatkan terjadinya banjir..
Terjadinya banjir dibeberapa titik
menjadi suatu permasalahan salah satunya
di Kota Jakarta dalam beberapa tahun terakhir.
Drainase yang tidak berfungsi
optimal serta terjadinya penyempitan pada
badan sungai menjadi salah satu
penyebabnya adalah kondisi drainase
(sungai/saluran) yang meliputi sedimentasi, kondisi yang kurang baik (rusak),
dimensi yang tidak cukup dan hambatan aliran akibat
bangunan lain. Oleh karena itu pemeliharaan
dan rehabilitasi saluran drainase sangat
diperlukan agar fungsi dari pada drainase
menjadi efektif.
2.2 DAMPAK BANJIR
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir
yaitu diantaranya :
1.
Banjir
dapat memutuskan jalur transportasi
Dampak paling umum dari banjir
adalah memutuskan jalur transportasi darat. Akibat genangan air di jalan yang
cukup tinggi, motor, mobis, sepeda, taksi, bajai, container, bahkan kereta api
pun tidak bisa melewati jalan tersebut.
2.
Banjir
merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda bahkan
jiwa manusia.
Kerugian yang disebabkan oleh
banjir diantaranya adalah kerusakan bangunan, mesin, sertifikat rumah dan
tanah, alat rumah tangga, rumah, gedung, bahkan sampai ke jiwa manusia.
3.
Banjir dapat
memadamkan listrik
Listrik sudah menjadi kebutuhan
sehari-hari. Karena tingginya air, listrik harus di padamkan. Betapa
terbatasnya aktivitas keseharian masyarakat Jakarta bila aliran listrik
dipadamkan.
4.
Banjir
mengganggu aktivitas sehari-hari
Dengan adanya banjir, otomatis akan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekolah terganggu, pekerjaan terganggu,
istirahatpun terganggu. Karena banjir semua aktivitas terganggu bahkan harus
berhenti sementara waktu sebelum banjir surut.
5.
Banjir
dapat mengganggu bahkan merusak perekonomian masyarakat Jakarta.
Perekonomian terganggu karena
banjir merendam sawah sehingga panen terganggu. Karena transportasi terputus,
bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk, mengakibatkan membutuhkan
biaya tambahan Karena harus mencari jalan alternative, walaupun lebih jauh
produksi pabrik dihentikan sementara karena mesin produksi terendam air dan
harus dipadamkan ,sehingga mesin produksi tidak dapat di jalankan, dan masih
banyak lagi gangguan bajir terhadap perekonomian masyarakat.
6. Penyakit Yang
Timbul Sebagai Dampak Banjir
Dampak banjir
yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan warga.
Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali
mencemari lingkungan. Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan
penyakit gatal-gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena
sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak terjadi. Sumber air
bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan
mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.
7.
Mematikan Usaha
Dampak banjir
memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam
banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan
bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha
rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.
Kerugian akibat tidak bisa produksi
berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian
tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan modal
serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi
demikian mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan
yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah sosial di lingkungan
masyarakat yang sering di landa banjir.
8. Kerugian
Administratif
Sering kali
dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat
banjir sering kantor, sekolah atau
instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting kependudukan dan
sejenisnya. Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari
aktivitas belajar. Seluruh siswa
dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan
data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.
Banjir memang
tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan
menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih
tinggi. Membuatbangunan khusus yang
bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar
yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan
banjir adalah perlu.
2.3 CARA
PENANGGULANGAN BANJIR
Berikut ini beberapa cara untuk
menanggulangi banjir:
1.
Memfungsikan sungai dan
selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan adalah tempat aliran air,
jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.
2.
Larangan membuat rumah di dekat
sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah para
pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya,
keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian. Malah sebaliknya,
merusak lingkungan. Itu sebabnya,
pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan
melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu
lama (untuk menetap).
Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa
tidak ditebangi lagi. Pohon adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota.
Bayangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan
terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari,
sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada
lagi pohon, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba
3.
Dilarang merusak tanaman di daerah resapan air maupun
daerah lainnya.
4.
Menjaga aliran air tetap baik, jangan sampai meluap
melewati batas, karena dapat menyebabkan air mengalir ke rumah warga.
5.
Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, harus menjaga
saluran drainase agar tetap baik dan tidak tersumbat, berfungsi untuk
menyalurkan air hujan ke sungai-sungai yang lebih besar dan kuat.
6.
Dilarang membuang sampah di aliran sungai, karena
dapat menyebabkan sungai tersumbat.
Kerjasama
seluruh masyarakat kota Jakarta sangat diperlukan dalam mengatasi banjir, serta
pemerintah dalam membangun lokasi yang membutuhkan perbaikan sungai yang kurang
baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
Beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya lebih disebabkan oleh
kegiatan manusia, antara lain:
• Pembangunan perumahan dan komersil di sekitar bantaran sungai menyebabkan aliran sungai dan kanal terhambat misalnya oleh bangunan-bangunan seperti jembatan atau pipa;
• Cara pengangkutan dan pengelolaan sampah yang kurang tepat, dan kebiasaan orang membuang sampah sembarangan menyebabkan penimbunan sampah di sungai-sungai;
• Tidak tertatanya saluran drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan mengalirkannya keluar daerah hunian;
• Kurangnya lahan hijau untuk menyerap air hujan dan penebangan hutan di Bogor dan Puncak yang merusak daerah tangkapan hujan.
2. Apabila banjir terjadi, maka dampak yang timbul akibat banjir yaitu:
• Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir.
• Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
• Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain).
• Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.
3. Tindakan cepat dan terkoordinasi (yang telah direncanakan secara berhati-hati sebelumnya) ditambah dengan pengetahuan yang baik tentang masyarakat dan lingkungan adalah hal terpenting dalam mengurangi dampak banjir pada masyarakat, harta benda dan lingkungan.
4. Penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir
3.2 SARAN
Berdasarkan
temuan lapangan di wilayah banjir oleh BAPPENAS menunjukkan bahwa partisipasi
masyarakat lebih didorong oleh semangat kesetiakawanan dalam bermasyarakat,
bukan merupakan resultant upaya pemerintah untuk menggalangnya. Mencermati
partisipasi masyarakat pada tahap siklus banjir, ternyata tidak dapat disamaratakan.
Pada tahap tertentu partisipasinya sangat besar dan begitu dominan. Sementara
pada tahap lain sulit ditemukan, bahkan tidak ada. Perlu dianalisis lebih jauh
untuk menemukenali jenis dan tingkat partisipasi masyarakat pada
kelompok-kelompok kegiatan penanggulangan banjir.
Dari
kejadian banjir dapat diambil pelajaran antara lain :
PELAJARAN PERTAMA – KESIAPAN MASYARAKAT
DAN PEMERINTAH. Masyarakat, Pemerintah Daerah dan
Pemerintahan Pusat hanya terfokus dalam kesiapan terhadap banjir rutin tetapi tidak
untuk banjir yang berpotensi besar.
PELAJARAN KEDUA – KOORDINASI.
Musibah banjir yang lalu memberi pelajaran kepada kita bahwa koordinasi bukan
sesuatu yang mudah. Koordinasi tidak dapat diciptakan secara tiba-tiba atau
instan seperti kita membuat supermi. Koordinasi rupanya sangat dipengaruhi oleh
kedekatan kita satu sama lain. Kedekatan itu tentu saja harus dibina dalam
keseharian kita – dalam kehidupan kita selagi tidak ada musibah!
PELAJARAN KETIGA – HUBUNGAN
ANTAR-MASYARAKAT. Terjadinya hubungan yang tidak saling
mengenal antara masyarakat, pemerintah maupun swasta. Beberapa bahkan saling
curiga. Hal ini tentu tidak akan terjadi apabila kita telah membina hubungan di
antara kita – dalam keseharian kita. Hubungan pribadi yang akrab, yang tulus, yang
tidak dicemari rasa curiga, akan membawa kita kepada kesatuan geraklangkah. Itu
tentu akan memuluskan koordinasi dalam segala upaya kerjasama kita.
PELAJARAN KEEMPAT – SUMBER DAYA.
Ini memang sangat berkait dengan kesiapan kita. Karena kita mengira bahwa
banjir yang akan muncul adalah “banjir biasa”, maka persiapan sumber daya kita
terkesan kurang (walaupun kita merasa sudah benar-benar siap). Perlu kerjasama
sejumlah sarana kesehatan di wilayah yang tidak terkena banjir dengan wilayah
bencana. Tenaga kesehatan yang dapat bergerak cepat ternyata menjadi sangat
penting. Dalam hal ini keberadaan Brigade Siaga Bencana sungguh sangat
membantu. Pada saat banjir melanda, sarana penjernih air yang praktis seperti
PAC dan Aquatab sungguh sangat membantu.